BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Lahirnya
konsep manajemen ditengah masyarakat sebagai konsekuensi akibat tidak
seimbangnya pengembangan teknis dengan kemampuan sosial. Pada kenyataannya,
perkembangan ilmu manajemn sangat terlambat jauh dibandingkan peradaban manusia
di muka bumi ini yang dimulai sejak keberadaan Adam dan Hawa. Barulah lebih
kurang pada abad ke-20 kebangkitan para teoritis maupun para praktisi sudah mulai
tampak.
Manajemen
sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Namun didalam pelaksanaan
manajemen tidak lepas dengan seseorang yang mengaturnya, bagaimana cara
mengaturnya, dan tempat untuk menjalankan manajemen itu sendiri.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
pengertian manajemen?
2.
Siapa
yang mengatur manajemen?
3.
Bagaimana
pentingnya tujuan manajemen?
4.
Bagaimana
seorang manajer mengatur manajemen?
C.
TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui dan memahami pengertian manajemen
2.
Untuk
mengetahui siapa orang yang harus mengatur manajemen
3.
Untuk
mengetahui pentingnya tujuan manajemen
4.
Untuk
mengetahui bagaimana seorang manajer mengatur manajemen
BAB
II
PEMBAHASAN
A. BATASAN MANAJEMEN
Istilah manajemen (management) telah
diartikan oleh berbagai pihak dengan prespektif yang berbada, misalnya
pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin,
ketatapengurusan, administrasi, dan sebagainya.
sebagai bahan perbandingan studi
lebih lanjut berikut ini di sajikan pendapat para ahli mengenai batasan
management yang amat bebeda.
1.
John D. Millett membatasi management is the
process of directing and facillitating the walk of people organized informal
groups achieve a desired goal ( adalah suatu proses pengarahan dan pemberian
fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk
mencapai tujuan.
Millett lebih menekankan bahwa manajemen sebagai
suatu proses, yaitu suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lain saling
berurutan.
1)
Proses
pengarahan (process of directing), yaitu suatu rangkaian kegiatan untuk
memberikan petunjuk atau interuksi dari seorang atasan kepada bawahan atau
kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk pencapaian
tujuan.
2)
Proses
pemberian fasilitas kerja (process of facilitating the work) yaitu rangkaian kegiatan
untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa yang memudahkan pelaksanaan
pekerjaan dari seorang kepada bawahan atau kepada orang yang terorganisasi
dalam kelompok formal untuk pencapaian suatu tujuan.
2.
James
A.F Stoner dan Charles Wankel (1986:4) memberikan batasan manajemen sebagai
berikut. Management is the process of
planning, or oraganizing, leading, and controling the efforts of oraganization
members and of using all other organizational resources achieve state
organizational goals (manajemen adalah proses perencanaan, perorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh
sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi).
Menurut
Stoner dan Wankel bahwa proses adalah cara sistematis utuk menjalankan suatu
pekerjaan.Dalam batasan manajemen diatas prosesnya meliputi :
1.
Perencanaan,
yaitu menetapkan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan;
2.
Pengorganisasian,
yaitu mengordinasikan sumber daya manusia serta sumber daya lainnya yang
dibutukan
3.
Kepemimpinan,
yaitu mengupayakan agar bawahan bekerja sebaik mungkin;
4.
Pengendalian,
yaitu memastikan apakah tujuan tercapai atau tidak dan jika tidak tercapai
dilakukan tindakan perbaikan.
3.
Paul Hersey dan Kenneth H . Blanchard (1980:3)
memberikan batasan manajemen as working with and trough individuals and groups
to accomplish organizational goals ( sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan
dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi) . Hersey
dan Blanchard lebih menekankan bahwa defini tersebut tidaklah dimaksud hanya
untuk satu jenis organisai saja, tetapai dapat diterapkan dalam berbagai jenis
organisasi saja , tetapi dapat diterapkan kepada berbagai jenis organisasi
tempat individu dan kelompok tersebut menggabungkan diri untuk mewujudkan
tujuan bersama.
Untuk kepentingan
pembahasan lebih lanjut, manajemen diberi batasan sebagai berikut. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan
mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
Definisi manajemen di
atas mengandung unsur-unsur sebagai berikut.
1.
Element Sifat
a. Manajemen sebagai suatu seni
Yaitu sebagai suatu keahlian, kemahiran, kemampuan, dan keterampilan dalam aplikasi ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan.
Yaitu sebagai suatu keahlian, kemahiran, kemampuan, dan keterampilan dalam aplikasi ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan.
b. Manajemen sebagai suatu ilmu
Yaitu akumulasi pengetahuanyang telah disistemasisasikan dan diorganisasikan untuk mencapai kebenaran umum (General purposes)
Yaitu akumulasi pengetahuanyang telah disistemasisasikan dan diorganisasikan untuk mencapai kebenaran umum (General purposes)
2.
Element
Fungsi
a. Perencanaan
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk menetapkan tujuan terlebih dahulu, pada suatu jangka waktu atau periode tertentu serta tahapan atau langkah-langkah yang harus ditempuh, untuk mencapai tujuan tersebut.
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk menetapkan tujuan terlebih dahulu, pada suatu jangka waktu atau periode tertentu serta tahapan atau langkah-langkah yang harus ditempuh, untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Pengorganisasian
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan dalam pembagian kerja, yang direncanaka untuk diselesaikan. Oleh anggota kelompok pekerjaan, penentuan hubungan pekerjaan yang baik diantara mereka, serta pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang kondusif.
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan dalam pembagian kerja, yang direncanaka untuk diselesaikan. Oleh anggota kelompok pekerjaan, penentuan hubungan pekerjaan yang baik diantara mereka, serta pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang kondusif.
c. Pengarahan
yaitu suatu rangkaian untuk memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan pada bawahaan atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk pencapaian tujuan bersama.
yaitu suatu rangkaian untuk memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan pada bawahaan atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk pencapaian tujuan bersama.
d. Pemotivasian
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang atasan dalam memberikan inspirasi, semangat, dan kegairahan kerja serta dorongan kepada bawahan untuk dapat melakukan suatu kegiatan yang semestinya.
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang atasan dalam memberikan inspirasi, semangat, dan kegairahan kerja serta dorongan kepada bawahan untuk dapat melakukan suatu kegiatan yang semestinya.
e. Pengendalian/Pengawasan
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk mengusahakan agar suatupekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapka dan tahapan yang harus dilalui. Dengan demikian, apabila ada kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana dan tahapan tersebut, diadakan suatu tindakan perbaikan (corective actions).
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk mengusahakan agar suatupekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapka dan tahapan yang harus dilalui. Dengan demikian, apabila ada kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana dan tahapan tersebut, diadakan suatu tindakan perbaikan (corective actions).
3.
Element Sasaran
a.
Orang (manusia)
Yaitu merek yang telah memenuhi syarat tertentu dan telah menjadi unsur integral dari organisasi atau badan tempat ia bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Yaitu merek yang telah memenuhi syarat tertentu dan telah menjadi unsur integral dari organisasi atau badan tempat ia bekerja sama untuk mencapai tujuan.
b. Mekanisme
Kerja
Yaitu tata cara dan tahapan yang harus dilalui orang yang mengadakan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan.
Yaitu tata cara dan tahapan yang harus dilalui orang yang mengadakan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan.
4.
Element
Tujuan
Yaitu hasil akhir yang ingin dicapai atas suatu pelaksanaan kegiatan. dalam arti luas, tujuan mengandung hal seperti objective, purpose, mission, deadline, standard, target, dan quota.Tujuan merupakan, rangkaian dalam proses perencanan, dan juga merupakan elemen penting dalam proses pengendalian.
Yaitu hasil akhir yang ingin dicapai atas suatu pelaksanaan kegiatan. dalam arti luas, tujuan mengandung hal seperti objective, purpose, mission, deadline, standard, target, dan quota.Tujuan merupakan, rangkaian dalam proses perencanan, dan juga merupakan elemen penting dalam proses pengendalian.
B. FILSAFAT MANAJEMEN
Secara etimologi filsafat berasal
dari bahasa Yunani yang terdiri atas philein
dan spohia. Philein artinya cinta dan spohia berarti kebjakan. Filsafat
berarti cinta kebijakan. Filsafat juga berarti hasrat, kemauan, atau keinginan
yang sungguh- sungguh akan kebenaran sejati.
Jadi , pengertian filsafat secara umum sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji hakikat segala sesuatu untuk meperoleh kebenaran. Ilmu pengetahuan tentang hakikat menanyakan apa hakikat/sari/inti/esensial segala sesuatu.
Jadi , pengertian filsafat secara umum sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji hakikat segala sesuatu untuk meperoleh kebenaran. Ilmu pengetahuan tentang hakikat menanyakan apa hakikat/sari/inti/esensial segala sesuatu.
Moekijat mengemukakan bahwa filsafat
adalah suatu sistem pemikiran yang menjelaskan gejala tertentu dan memeberikan
serangkaian prinsip untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan
pencapaian suatu tujuan tertentu (Moekijat 1980 : 318)
Filsafat manajemen adalah bagian
terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecaha masalah
manajerial. Filsafat manajemen
memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer. Filsafat manajemen juga
memberikan desain sehingga seorang manajer dapat mulai berpikir . Filsafat manajemen memberikan pemikiran dan
tindakan yang menguntungkan dalam manajemen dan membantu kepada sifatnya yang
dinamis dan memberikan tantangan.
Dalam filsafat majemen, terkandung
dasar pandangan hidup yang mencerminkan keberadaan, identitas, dan implikasinya
guna mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam pekerjaan manajemen. Untuk
merealisasikan tujuan, diperlukan beberapa faktor penunjang sehingga merupakan
kombinasi terpadu, baik menyangkut individu maupun kepentingan umum.
Menurut
Davis dan Filley dalam Ukas ( 1978)
terdapat faktor- faktor dasar dalam filsafat manajemen yang diperlukan dan
memiliki hubungan saling ketergantungan
satu sama lain dalam mencapai tujuan. Faktor – faktor dasar tertentu meliputi hal- hal berikut .
1. Kepentingan
umum
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam penyelenggaraan suatu organisasi harus terlihat adanya cermina deskripsi berbagai kepentingan, baik kepentingan pemilik, manajer, para bawahan, maupun kepentingan masyarakat lingkungannya.
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam penyelenggaraan suatu organisasi harus terlihat adanya cermina deskripsi berbagai kepentingan, baik kepentingan pemilik, manajer, para bawahan, maupun kepentingan masyarakat lingkungannya.
2. Tujuan
usaha
Tujuan usaha adalah perwujudan aktivitas yang spesifik dari organisasi, baik organisasi yang bertujuan mencari laba maupun organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Tujuan usaha pada umumnya dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu tujuan utama, tujuan kedua, tujuan tambahan.
Tujuan usaha adalah perwujudan aktivitas yang spesifik dari organisasi, baik organisasi yang bertujuan mencari laba maupun organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Tujuan usaha pada umumnya dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu tujuan utama, tujuan kedua, tujuan tambahan.
3. Pimpinan
pelaksana
Pimpinan pelaksana adalah individu yang memberikan kepercayaan untuk memimpin suatu usaha dengan menggunakan otoritas yang telah diberikan kepadanya.
Pimpinan pelaksana adalah individu yang memberikan kepercayaan untuk memimpin suatu usaha dengan menggunakan otoritas yang telah diberikan kepadanya.
1. Kebijakan
Kebijakan
adalah pernyataan atau ketentuan umum yang menuntun atau menyalurkan pemikiran
menjadi pengambilan keputusan oleh bawahan, serta memberikan arah kemana organiasi tersebut akan
dikemudikan.
2. Fungsi
Fungsi
adalah aktifitas yang berhubungan denga tujuan yang akan dicapai. Setiap
organisasi sebagaimana halnya individu pasti memiliki tujuan yang akan dicapai.
3. Faktor
dasar
Faktor
dasar memiliki faktor-faktor produksi asli atau turunan, baik berupa alam,
tenaga, modal, serta pendukungnya yang merupakan elemen yang harus ada dalam
penyelenggaraan organisasi.
4. Struktur
organisasi
Struktur organisasi adalah saluran yang menunjukan hubungan kerja antara manajer dan bawahan dalam melaksanakan pekerjaan yang disertai dengan otoritas dan tanggung jawab serta kesanggupan untuk tanggung gugat/ mempertanggung-jawabkan (accountability).
Struktur organisasi adalah saluran yang menunjukan hubungan kerja antara manajer dan bawahan dalam melaksanakan pekerjaan yang disertai dengan otoritas dan tanggung jawab serta kesanggupan untuk tanggung gugat/ mempertanggung-jawabkan (accountability).
5. Prosedur
Prosedur
adalah tahapan tindakan yang harus ditempuh untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
tertentu.
6.
Moral kerja
Moral
kerja adalah kondisi mental dari individu atau kelompok yang menentukan sikap
bawahan dalam menerima pekerjaan dan pengoperasikannya dengan sebaik-baiknya
sesui dengan tujuan akhir .
C. ILMU
DAN SENI MANAJEMEN
Manajemen adalah ilmu dan seni untuk
melakukan tindakan guna mencapai tujuan. Manajemen sebagai suatu ilmu adalah
akumulasi pengetahuan yang, yang disistematisasikan atau kesatuan pengetahuan
yang terorganisasi. Manajemen sebagai suatu ilmu dapat pula dilihat sebagai
suatu pendekatan (approach) terhadap seluru dunia empiris, yaitu dunia yang
terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya diamati oleh
indra manusia.
Manajemen sebagai suatu ilmu, titik
beratnya terletak pada metode keilmuan. batasan lain tentang ilmu yang
dikemukakan oleh Goode dan Hart (1952 ; 7) bahwa ilmu merupakan suatu cara
analisis yang mengizinkanpara ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam
bentuk kausalitas , yaitu apabila .... maka dalam hubungan ini diketengahkan
bahwa bagaimana sekumpulan pengetahuan harus disistemati-sasikan. Akan tetapi,
apabila proposisi itu dimulai dengan kebenaran apriori maka proposisi itu
kehilangan sifat ilmiahnya.
Berdasarkan batasan yang telah
dikemukakan diatas kalau kita bandingkan kita akan memperoleh karakteristik
pokok yang terdapat pada pengertian ilmu itu, yaitu bersifat rasional, empiris,
umum, akumulatif.
1. Bersifat
rasional
rasional adalah suatu sifat akitivitas berpikir yang ditundukan dalam logika formal dalam mengikuti urutan berpikir silogime.
rasional adalah suatu sifat akitivitas berpikir yang ditundukan dalam logika formal dalam mengikuti urutan berpikir silogime.
2.
Bersifat empiris
bersifat empiris karena kesimpulan yang di ambil harus dapat ditundukan pada pemeriksaan atau pada verifikasi indra.
bersifat empiris karena kesimpulan yang di ambil harus dapat ditundukan pada pemeriksaan atau pada verifikasi indra.
3.
Bersifat umum
bersifat umu artinya kebenaran yang dihasilkan sebagai ilmu tersebut dapat diverifikasi oleh peninjau ilmiah. Objek maupun metodenya dan dapat dipelajari dan diikuti secara umum, dapat diajarkan secara bersama.
bersifat umu artinya kebenaran yang dihasilkan sebagai ilmu tersebut dapat diverifikasi oleh peninjau ilmiah. Objek maupun metodenya dan dapat dipelajari dan diikuti secara umum, dapat diajarkan secara bersama.
4. Bersifat
akumulatif
bersifat akumulatif adalah apayang dipelajari erupakan kelanjuta ilmu yang telah dikembangkan sebelumnya .
bersifat akumulatif adalah apayang dipelajari erupakan kelanjuta ilmu yang telah dikembangkan sebelumnya .
Manajemen merupakan suatu ilmu
karena memiliki karakterisitik pokok seperti hal nya karakterisitik pokok ilmu
yang telah dideskripsikan diatas. Demikian juga, manajemen merupakan suatu ilmu
karena dalam manajemen diaplikasikan langkah-langkah metode ilmiah tertentu.
Langkah-langkah metode ilmiah yang diaplikasikan dalam manajemen tersebut
adalah
1. Observasi
2. Rumusan permasalahan
3. Akumulasi dan klasifikasi fakta tambahan yang baru
4. Generalisasi
5. Rumusan hipotesis, serta
6. Testing dan verifikasi
1. Observasi
2. Rumusan permasalahan
3. Akumulasi dan klasifikasi fakta tambahan yang baru
4. Generalisasi
5. Rumusan hipotesis, serta
6. Testing dan verifikasi
Manajemen
dikatakan suatu ilmu sehingga seorang manager juga harus memiliki sikap ilmiah
seperti hal nya sikap ilmiah yang harus dimiliki. Sikap ilmiah yang dimiliki
seorang manager adalah sebagai berikut:
1. Objektivitas
Yang dimaksud dengan objektif adalah bahwa dalam suatu peninjauan yang dipentingkan adalah objeknya. Faktor subject dalam membuat deskripsi dan analisis seharusnya dilepaskan jauh-jauh, meskipun tidak mungkin untuk mendapatkan objektivitas yang absolut. Hal itu disebabkan ilmu itu sendiri merupakan hasil rekayasa manusia sebagai subject yang sedikit banyak akan memberikan pengaruhnya.
Yang dimaksud dengan objektif adalah bahwa dalam suatu peninjauan yang dipentingkan adalah objeknya. Faktor subject dalam membuat deskripsi dan analisis seharusnya dilepaskan jauh-jauh, meskipun tidak mungkin untuk mendapatkan objektivitas yang absolut. Hal itu disebabkan ilmu itu sendiri merupakan hasil rekayasa manusia sebagai subject yang sedikit banyak akan memberikan pengaruhnya.
2. Serba
relatif
Seorang manager sebagai ilmuan harus menerima realitas perubahan yang terjadi dan memberikan dampak terhadap masa berlakunya teori-teori yang telah mereka miliki. Berlakunya teori yang mereka miliki didalam mutlak kebenarannya. Namun, mungkin saja terjadi bahwa teori mereka digugurkan oleh teori-teori lain.
Seorang manager sebagai ilmuan harus menerima realitas perubahan yang terjadi dan memberikan dampak terhadap masa berlakunya teori-teori yang telah mereka miliki. Berlakunya teori yang mereka miliki didalam mutlak kebenarannya. Namun, mungkin saja terjadi bahwa teori mereka digugurkan oleh teori-teori lain.
3. Skeptif
Yang dimaksud sikap skeptif adalah sikap untuk selalu ragu terhadap pertanyaan yang belum cukup kuat dasar pembuktiannya. Bahwa manager sebagai ilmuan harus selalu hati-hati, harus telilit dalam memberikan penilaian dan pernyataan ilmiah.
Yang dimaksud sikap skeptif adalah sikap untuk selalu ragu terhadap pertanyaan yang belum cukup kuat dasar pembuktiannya. Bahwa manager sebagai ilmuan harus selalu hati-hati, harus telilit dalam memberikan penilaian dan pernyataan ilmiah.
4. Kesabaran
intelektual
Mampu menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah kepada tekanan dalam menyatakan suatu pendirian ilmiah karena belum selesai dan belum lengkap hasil yang dicapai.
Mampu menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah kepada tekanan dalam menyatakan suatu pendirian ilmiah karena belum selesai dan belum lengkap hasil yang dicapai.
5. Kesederhanaan
Kesederhanaan dalam sikap ilmiah adalah kesederhanaan dalam cara berpikir, cara menyatakan, dan cara membuktikan,
Kesederhanaan dalam sikap ilmiah adalah kesederhanaan dalam cara berpikir, cara menyatakan, dan cara membuktikan,
6. Tidak
memihak kepada etik
Sikap tidak memihak kepada etik adalah bahwa ilmu tidak memiliki tujuan dan tugas untuk membuat penilaian tentang hal yang baik dan hal yang buruk, melainkan ilmu memiliki tugas untuk mengemukakan hal-hal yang salah dan hal-hal yang benar secara nasibi.
Sikap tidak memihak kepada etik adalah bahwa ilmu tidak memiliki tujuan dan tugas untuk membuat penilaian tentang hal yang baik dan hal yang buruk, melainkan ilmu memiliki tugas untuk mengemukakan hal-hal yang salah dan hal-hal yang benar secara nasibi.
Manejemen
sebagai suatu seni bukan diartikan dalam arti seni formal yang biasa
dihubungkan dengan seni musik, sastra, tari, drama, patung, lukis, dan sebagai.
Yang dimaksud seni disini adalah seni dalam rangka pengertian yang lebih luas dan lebiih umum, yaitu merupakan keahlian, kemahiran, kemampuan, serta keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode, dan tehnik dalam menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam (Human and Natural Resource) cara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
Yang dimaksud seni disini adalah seni dalam rangka pengertian yang lebih luas dan lebiih umum, yaitu merupakan keahlian, kemahiran, kemampuan, serta keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode, dan tehnik dalam menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam (Human and Natural Resource) cara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
Dalam bahasa Belanda keahlian,
kemampuan, kemahiran, dan keterampilan yang diperoleh menurut saluran biasa,
yaitu menurut sistem pelajaran atau sistematik tertentu, disebut kunde atau
ilmu. Jika keahlian, kemahiran, kemampuan, dan keterampilan tidak dapat lagi
ditelusuri berdasarkan saluran ilmu dan sistematis biasa maka disebut kuast
(seni). Manejemen dapat dikuasi oleh ilmu dengan lapisan seni yang baik atau
sebaliknya manejemen dapat dikuasai oleh seni dengan lapisan yang baik dalam
setiap akitivitas harus diperlukan ilmu dan seni.
Pengembangan seni ini dapat
diperoleh melalui studi, observasi, dan praktik lapangan. Dalam seni manajemen
terdapat perbedaan yang penting diantara para manajer perorangan. Hal ini
disebabkan adnya perubahan keputusan, pengertian, motif, dan kemampuan untuk
bekerja sama dengan orang.
G.R. Terry (1975:79) mengatakan,
secara esensial seorang manager adalah seorang ilmuwan dan seorang seniman.
Pada waktu yang sama, manager harus harus memberi ilham, membujuk, bermulut
manis, mengajar, dan memikat orang lain berbobot maupun tidak berbobot untuk
memberi pelayanan yang selaras dan menyebabkan aktivitas individu dan aktivitas
spesifik mereka kearah tujuan tertentu. Jenis aktivitas tersebut tidak dapat
dibuat formulirnya tau dinyatakan suatu statistik dalam suatu daftar realisasi.
D. PENTINGNYA
TUJUAN DALAM MANAJEMEN
Tujuan manajemen adalah sesuatu
yang ingin direalisasikan, yang menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan
pengarahan kepada usaha seorang manajer.Berdasarkan pengertian diatas, minimum
dapat diambil 4 elemen pokok, yaitu
1.
Sesuatu
yang ingin direalisasikan (goal),
2.
Cakupan
(scope),
3.
Ketepatan
(definiteness), dan
4.
Pengarahan
(direction).
Pada
umumnya tujuan dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu
1.
Tujuan
organisasi secara makro,
2.
Tujuan
manajer pada seluruh hierarki organisasai, dan
3.
Tujuan
individu.
Tujuan
organisasi secara makro sangat berhubungan dengan nilai (values) yang dibentuk
dari aktifitas yang dilakukan oleh organisasi untuk kepentingan pihak intern
dan pihak ekstern (social). Tujuan yang berhubungan dengan manajer pada seluruh
hierarki organisasi merupakan pengertian yang lazim di antara berbagai jenis
tujuan. Tujuan individu lebih banyak berhubungan dengan kepuasan ekonomis,
psikologis, dan social.
G.R.
Terry mengklasifikasikan tujuan menurut tingkatan yang ada dalam suatu
organisasi yang ada dalamsuatu organisasi. Pada hierarki organisasi puncak dan
pemberian tujuan untuk seluruh aktivitas merupakan tujuan yang pokopk. Di
bawahnnya, teteapi erat hubungannya dengan tujuan pokok adalah tujuan yang
mendesrkripsikan tujuan bagian atau kesatuan organisasi tertentu. Tujuan bagian
tersebut memiliki tujuan kelompok dibawahnya, yang dengan cara sama
dideskripsikan dalam tujuan kesatuan dan akhirnya dalam tujuan inndividu.
E. MANAJEMEN,
MANAJER, DAN KEPEMIMPINAN
Manajer adalah seorang yang
bertindak sebagai perencana, pengorganisasi, pengarang, pemotivasi, serta
pengendali orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Sedangkan
kepemimpinan adalah sifat yang harus dimiliki oleh perencana, pengorganisasi,
pengarah, pemotivasi, dan pengendali untuk memengaruhi orang dan mekanisme
kerja guna mencapai tujuan. Manajemen adalah seni, ilmu dan prosesnya, manajer
adalah orangnya, dan kepemimpinan adalah sifat atau jiwanya.
James A.F.Stoner dan Charles Wankel
menspesifikasikan secara lebih lengkap tentang manajer sebagai berikut.
1.
Manajer
bekerja dengan dan melalui orang lain.
Yang
dimakskud orang disini adalah para bawahan, para penyelia, dan manajer dalam
hierarki lain yang sama maupun hierarki lain dalam organisasi.
2.
Manajer
bertanggung jawab dan bertanggung gugat.
Selain
harus bertanggung jawab dan bertanggung gugat (mempertnanggungjawabkan)atas
tugas dan pekerjaannya sendiri, ia juga harus bertanggung jawab dan bertanggung
gugat atas tugas dan pekerjaan yang dilakukan bawahannya.
3.
Manajer
menyeimbakan persaingan tujuan dan menetapkan prioritas.
Setiap
waktu manajer dihadapkan pada sejumlah tujuan, permasalahan, dan kebutuhan
organnisasi yang seluruhnya berkompetisi untuk mendapatkan sumber daya dan
waktu manajer.
4.
Manajer
harus berpikir secara analitas dan konsektual.
agar menjadi seorang emikir analitis, manajer harus mampu memisahkan suatu masalah menjadi komponen, menganalisin lomponen tersebut, kemudian muncul dengan suatu penyelesaian yang mungkin. Manajer harus menjadi seorang pemikir yang konseptual, mampu melihat tugas dan pekerjaan keseluruhannya secara abstrak, dan mengikatnya dengan tugas dan pekerjaan yang lain.
agar menjadi seorang emikir analitis, manajer harus mampu memisahkan suatu masalah menjadi komponen, menganalisin lomponen tersebut, kemudian muncul dengan suatu penyelesaian yang mungkin. Manajer harus menjadi seorang pemikir yang konseptual, mampu melihat tugas dan pekerjaan keseluruhannya secara abstrak, dan mengikatnya dengan tugas dan pekerjaan yang lain.
5.
Manajer
adalah penengah.
Manakala
terjadi perselisihan diantara para bawahannya, manajerlah yang harus menjadi
penengah atas perselisihan sehingga
kotinuitas organisasi tidak mengalami gangguan.
6.
Manajer
adalah politikus.
Manajer harus membangun hubungan dan menggunaknan bujuk rayu serta kompromi dalam mencapai tujuan organisasi, sebagaimana yang dilakukan oleh politikus untuk menjalankan programnya.
Manajer harus membangun hubungan dan menggunaknan bujuk rayu serta kompromi dalam mencapai tujuan organisasi, sebagaimana yang dilakukan oleh politikus untuk menjalankan programnya.
7.
Manajer
adalah diplomat.
manaajer dapat bertindak sebagai wakil resmi dari unit kerja atau rapar-rapat organisasi.
manaajer dapat bertindak sebagai wakil resmi dari unit kerja atau rapar-rapat organisasi.
8.
Manajer
adalah lambing
manajer melambangkan kesuksesan atau kegagaln suatu organisasi, baik dihdapan par anggota organnisasi sendiri maupun dihdapan para pengamat luar.
.
manajer melambangkan kesuksesan atau kegagaln suatu organisasi, baik dihdapan par anggota organnisasi sendiri maupun dihdapan para pengamat luar.
.
9.
Manajer
mengambil keputusan yang sulit.
manajer adlah orang yang sulit dan diharapkan akan hadir dengan penyelesaian atas permasalahan yang sulit dan pantang menyerah dalam mengimplementasi keputusan, meskipun dengan berbuat demikian, ia menjadi kurang disukai.
manajer adlah orang yang sulit dan diharapkan akan hadir dengan penyelesaian atas permasalahan yang sulit dan pantang menyerah dalam mengimplementasi keputusan, meskipun dengan berbuat demikian, ia menjadi kurang disukai.
Manajer
dapat diklasifikasikan dalam 2 cara. Pertama, klasifikasi manajer menurut
rentang aktifitas organisasi yang ada di bawah tanggung jawabnya, yaitu manajer
umum dan manajer fungsional. Kedua klasifikasi manajer menurut hierarkinya
dalam organisasi,yaitu manajer puncak, manajer menengah, dan manajer hierarki
pertama. Uraian mengenai hierarki manajer meliputi 3 hal berikut.
1.
Top manager (manajer puncak). Yang termasuk
pada hierarki ini adalah anggota board of
director (dewan direksi) dan presiden
organisasi.
2.
Middle manager (manajer menengah). Yang
termasuk pada hierarki ini adalah para kepala bagian, kepala divisi, dan kepala
seksi.
3.
First line manager atau supervisory manager (manajer hierarki pertama). Yang termasuk pada
hierarki ini adalah para kepala mandor, kepala (chief), dan mandor.
Menurut cakupan
kegiatannya, manajer dapat dibedakan menjadi 4 kelompok berikut.
1.
Dewan
direksi, cakupan kegiatannya dalam usaha mengelola organisasi secara
keseluruhan.
2.
Presiden organisasi, cakupan kegiatannya dalam
usaha mengelola para manajer agar terdapat kesatuan gerak dan tindakan untuk
merealisasikan tujuan.
3.
Departemen
atau kepala divisi, cakupan kegiatannya dalam usaha mengelola bawahan yang
meliputi spesialisasi kerjanya masing-masing.
4.
Manajer
hierarki pertama, cakupan kegiatannya dalam usaha pekerjaannya sesuai dengan
tujuan organisasi.
George
R. Terry mendeskripsikan pekerjaan manajer berdasarkan fungsinya sebagai
berikut.
1.
Perencanaan
(Planning)
2.
Pengorganisasian
(Organizing)
3.
Penggerakan
(Actuating)
4.
Pengendalian
(Controlling)
F. KETERAMPILAN
DAN PERAN MANAJER
Manajer
memegang kendali yang amat penting dalam mewujudkan efektivitas organisasi.
Ketika manajer tidak baik dalam mengoperasikan pekerjaannya, niscaya
organisasi tersebut tidak akan berhasil mencapai tujuannya dengan
baik pula.
Peter
F.Drucker (1979) berpendapat bahwa presentasi seorang manajer dapat diukur
berdasarkan dua konsep, yaitu efisiensi
(efficiency) dan efektifitas (effectivity) . Efisiensi berarti
menjalankan pekerjaan dengan benar, sedangkan efektivitas berarti menjalankan
pekerjaan yang benar. Seorang manajer yang efisiensi adalah manajer yang
mencapai keluaran/akhir yang maksimal . Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat. Seorang manajer yang efektif adalah manajer yang memilih
perkerjaan yang benar untuk diopersikan. Efisiensi berapa pun volumenya tidak
dapat mengompensasi kekurangan efektivitas.
Paul
Hersey dan Kenneth H.Blanchard (1980:67) mengemukakan bahwa terdapat tiga
bidang keterampilan yang penting untuk melaksanakan proses manajemen bagi
seorang manajer. Bidang keterampilan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan teknis (technical skill)
Yaitu kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan , metode, prosedur, teknik, dan akal yang diperlukan
untuk melaksan akan tugas spesifik yang diperoleh lewat pengalaman, pendidikan
dan pelatihan.
2. Keterampilan manusiawi (human skill )
Yaitu kemampuan dan
pertimbangan yang diusahakan bersama
orang lain, termasuk pemahaman mengaenai motivasi dan aplikasi
tentangkepemimpinan yang efektif.
3. Keterampilan konseptual ( conceptual skill)
Yaitu kemampuan memahami
kompleksitas keseluruhan oraganisasi tempat seseorang beradaptasi dalam
oraganisasi. Pengetahuan tersebut memberikan seseorang untuk bertindak sesuai
dengan tujuan keseluruhan oraganisasi, dari pada ahanya dijadikan dasar tujuan
umum dan kebutuhan kelompok yang mendesak
Bagi
menejer puncak, yang memiliki tanggung jawab terhadap oraganisasi secara
keseluruhan, yang paling penting diantara ketiga bidang keterampilan tersebut
adalah keterampilan konseptual. Sedangkan keterampilan manusia atau social amat
penting bagi hierarki menejer.
Henry
Mintzberg yang selajutnya dikutip oleh Stoner dan Wankel (1986:16-17)
mengemukakan bahwa terdapat persamaan yang kuat dalam perilaku manajer pada
semua hierarki oraganisasi. Semua manajer memiliki wewenang formal atas
unit-unit organisasi mereka sendiri dan memperoleh status dari wewnang
tersebut. Status tersebut menyebabkan semua manajer terlibat dalam hubungan
antar pribadi dengan bawahan, rekan dan atasan, yang pada giliranya mereka
membarikan kepada menejer
Perbedaan
aspek-aspek pekerjaan tersebut menyebabkan menenjer semua hierarki organisasi
terlibat dalam serangkaian peran antar pribadi, peran informasional, dan peran
pengambilan keputusan.
1.
Peran
antar pribadi manajer (the manager’s
interpersonal roles)
Dalam peran antar pribadi, menejer harus bertindak sebagai tokoh, sebagai pimpinan dan sebagai penghubung agar organisasi yang dikelolanya berjalan lancer. Sebagai tokoh manajer seringkali berperan sebagai tokoh dengan melakukan tugas ceremonial. Sebagai pemimpin manajer harus melakukan aktivitas. Sebagai penghubung, yaitu behubungan dengan orang yang bukan bawahan ataupun atasanya.
Dalam peran antar pribadi, menejer harus bertindak sebagai tokoh, sebagai pimpinan dan sebagai penghubung agar organisasi yang dikelolanya berjalan lancer. Sebagai tokoh manajer seringkali berperan sebagai tokoh dengan melakukan tugas ceremonial. Sebagai pemimpin manajer harus melakukan aktivitas. Sebagai penghubung, yaitu behubungan dengan orang yang bukan bawahan ataupun atasanya.
2.
Peran
informasional manajer (the manager’s
informational roles)
Dalam peranya sebagai informasional dalam suatu organisasi, manajer bertidak sebagai pengumpul dan penyebar informasi. Dalam hal ini manajer harus memainkan 3 peran, yaitu peran pemantau, peran penyebar dan juru bicara
Dalam peranya sebagai informasional dalam suatu organisasi, manajer bertidak sebagai pengumpul dan penyebar informasi. Dalam hal ini manajer harus memainkan 3 peran, yaitu peran pemantau, peran penyebar dan juru bicara
3.
Peran
pengambil keputusan manajer (the
manager’s decisional roles)
Dalam peran ini, manajer harus bertindak dalam 4 peran yang bertalian dengan pengambilan keputusan yang dapat diambil oleh manajer. Peran manajer yang dimaksudkan adalah peran wirausaha, peran pereda gangguan, peran pengalokasian sumber daya dan peran perunding.
Dalam peran ini, manajer harus bertindak dalam 4 peran yang bertalian dengan pengambilan keputusan yang dapat diambil oleh manajer. Peran manajer yang dimaksudkan adalah peran wirausaha, peran pereda gangguan, peran pengalokasian sumber daya dan peran perunding.
Sebagai wirausaha, manajer
membuat perubahan secara sukarela. Dalam peran pereda gangguan, manajer
bertindak terhadap kodisi yang brada diluar pengendaliannya. Sebagai
pengalokasian sumber daya , manajer bertanggung jawab dalam menetapkan
bagaimana dan kepada siapa sumber daya yang dimiliki oraganisasi dan waktu yang
dimilikinya sendiri akan digunakan. Sebagai perunding, mana jer melakukan
perundingan dengan pihak lain diluar oraganisasi. Para manajer mengguanakan
banyak waktunya sebagai perunding karena hanya merekalah yang memiliki
informasi dan otoritas yang dibutuhkan seorang perunding.
G.
PROSES MANAJEMEN
Proses manajemen adalah suatu
rangkaian aktivitas yang harus dilakukan oleh seorang manajer dalam suatu
organisasi. Rangkaian aktivitas dimaksudkan adalah merupakan ffundsi seorang
manajer. Fungsi manajer tersebut membentuk suatu proses keseluruhannya.
Kajian fungsi manajer secara garis
besarnya dapat dilihat dari dua arah, yaitu fungssi manajer kedalam organisasi
dan keluar organisasi. Fungsi manajer kedalam organisassi dapat dilihat dari
dua sudut berikut.
1.
Fungsi
manajer dari sudut proses, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pemotivasian dan pengendalian.
2.
Fungssional
manajer dari sudut sspesialisasi kerja, yaitu keuangan, ketenaga kerjaan,
pemasaran, pembelian, produsi, dan sejenisnya.
Sedangkan
fungsi manahjer keluar organisasi meliputi aktivitas yang berhubungan dengan
pihak luar organisasi, yaitu menyangkut masalah yuridis, keuangan,
administratif, hubungan antar manusia, dan sejenisnya.
1.
Fungsi
manajer dari sudut proses
Fungsi ini merupakan
tahapan aktivitas yang secara kontinu mutlak dioperasikan oleh manajer .
a.
Perencanaan
(planning)
Aktifitas perencanaan dilakukan
untuk menetapkan sejumlah pekerjaan yang harus dilaksanakan kemudian. Tujuan
dari setiap organisasi yang sangat penting karena tujuan inilah yang menjadi
pegangan dalam aktivitas selanjutnya.
b.
Pengorganisasian
(Orginazing)
Pengorganisasian sebagai fungsi
manajemen yang kedua adalah organisasi, baik dalam arti statis maupun dinamis.
Jadi, pengorganisasian berarti menetapkan system organisasi yang dianut
organisasi dan mengadakan distribusi kerja agar mempermudah perealisasian
tujuan.
c.
Pengarah
( Directing)
Aktivasi pengarahan adalah suatu
kegiatan yang berhhubunga dengan pemberian perintah dan saran. Hal ini
mengandung permasalahn dalam menunjukkan rencana yang penting kepada bawahan
yang bertanggung jawab untuk melaksanakannya.
Agar organisaisi selalu dinamis,
manajer haruslah memberikan perintah dan saran kepada bawahan yang sudah
ditempatkan pada posisi sesuai dengan kemampuannya.
d.
Pemotivasian
(Motivating)
Motivasi dimaksudkan setiap
perasaan, kehendak, atau keinginan sangat memengaruhi kemauan individu. Manajer
haruslah menyadari bahwa motivasi yang mendorong bawahan untuk mau bekerja
dengan giat dan konsekuen berbeda antara individu yang satu dengan yang lain.
Oleh karena itu dalam memotivasi bawahan, manajer harus menyelidiki terlebih
dahulu daya stimulus mana yang lebih cepat.
e.
Pengendalian
(Controlling)
Dengan aktivitas pengendalian,
berarti manajer harus mengevaluasi dan menilai pekerjaan yang dilakukan para
bawahan. Aktivitas ini berarti bahwa dalam mengoperasikan fungsinya, manajer
berusaha membimbing bawahan kea rah terealisasinya tujuan organisasi.
2.
Fungsi
manajer dari sudut spesialisasi kerja
Fungsi
manajer dari sudut spesialisasi kerja merupakan penerapan fungsi sesuai dengan
bidang kerja yang ada dalam organisasi. Fungsi yang dimaksud sebagai berikut.
a. Fungsi
keuangan
Dalam
bidang keuangan, manajer harus berusaha agar posisi keuangan organisasi setiap
saat dapat memberikan dalam aktivitas secara rutin maupun berkala.
b. Fungsi
ketenagakerjaan
Dalam
bidang ketenagakerjaan manajer harus berusaha agar bahwahan selalu ada dalam
kondisi moral dan disiplin kerja yang tinggi.
c. Fungsi
pemasaran
Dalam
bidang pemasaran, manajer harus berusaha agar pelaksanaan aktivitas organisasi
yang mengarahkan arus barang dan jasa dari produsen kepada konsumen dapat
memenuhi para konsumen dengan sebaik-baiknya.
d. Fungsi
pembelian
Dalam
bidang pembelian, maanjer harus berusaha agr pembellian bahan baku dan bahan
penolong dapat terjamin kualitasnya dan dengan harga yang serendah mungkin.
e. Fungsi
produksi
Dalam
bidang produksi, manajer harus berusaha agar barang dapat diproduksikan dengan
teknik yang tidak berbelit. Dengan demmikian, proses produksi tidak memerlukan
alokasi dana dan waktu yang tinggi, serta kualitas produksi dapat terjamin.
Dalam
pelaksanaan fungsi lain yang ada pada organisasi, manajer harus berusaha agar
spesialisasi kerja yang lain dapat dilaksanakan sesuiai dengan norma yang telah
ditetapkan dan menuju kearah terwujudnya tujuan.
3.
Fungsi
manajer ke luar organisasi
Fungsi
manajer keluar organisasi merupakan pelaksanaan aktivitas manajer yang
berhubungan dengan pihak yang berkepentingan dengan organisasi maupun
organisasi yang bekepentingan dengan pihak tertentu. Dalam penerapan fungsi ke
luar organisasi, komunikasi memegang peran yang sangat penting. Bahkan tanpa
proses komunikasi, penerapan fungsi hamper tidak mungkin berjalan. Fungsi mmanajer keluar organisasi, antar lain
berupa:
1.
Penyampaian
informasi ekonomis kepada pihak yang berkepentingan dengan organisasi, misalnya
kepada pemegang sahm, investor, pemasok, pelanggan, bank, kreditur, pemerintah,
dan sejenisnya.
2.
Penyampaian
informasi umum kepada pihak luar, misalnya pengumuman, pameran, siaran, dan
sejenisnya.
3.
Kerjasama
dengan pihak lain, pemerintah maupun swasta dalam maupun luar negeri.
Pelakasanaan
fungsi manajer ke luar organisasi tidak selamanya haruss sesuai dengan rencan
yang telah ditetapkan. Akan tetapi, seringkali timbul fungsi manajer secara
spontanitas. Yang jelas secara garis besar, fungsi tersebut terbentuk
komunikasi maupun kerja sama.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa, manajemen adalah seni
dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian,pengarahan, pemotivasian, dan
pengendallian terhadap orang dan mekanisme keraja untuk mencapai tujuan.
Seseorang yang mengatur manajemen adalah manajer, yang mana dalam mengelola
organisasinya manajer harus memilliki jiwa, sifat, prilaku, dan karakteristik
kepemimpinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar