Neraca Pembayaran ,
Arus Modal Asing, dan
Utang luar Negeri
Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah suatu
catatan yang sistematis dan tersususn
yang mencatat atau mengikhtisarkan transaksi ekonomi yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan negara lain dalam kurun waktu tertentu (1 tahun).
Neraca pembayaran ini terbagi atas 2
transaksi atau memiliki 2 sisi, yaitu :
- Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
- Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
Arus Modal Masuk
Arus modal masuk (capital inflow)
adalah aliran atau perputaran atau kenaikan jumlah dana /uang dari luar negeri
atas pembelian aset modal lokal bangunan tersebut, tanah, mesin atau pinjaman luar
negeri.
Derasnya arus modal masuk ke
Indonesia yang didominasi investasi portofolio atau investasi jangka pendek
dapat mengakibatkan apresiasi nilai tukarriil rupiah. Investasi portofolio
sangatsensitif terhadap berbagai ekspektasi sehingga sangat memungkinkan
terjadinya pembalikan arus modal (capital outflow)dengan cepat. Dengan
demikian, nilai tukar riil rupiah mendapat tekanan yang sangat berat. Bila
terjadi arusmodal keluar, maka permintaan mata uang asing meningkat, dengan
demikian nilai tukar rupiah mengalami depresiasi (Hamdani,2003).
Utang Luar Negeri
Utang luar negeri (ULN) adalah utang
atau kewajiban suatu negara terhadap negara lain. Penerima utang luar
negeri dapat berupa pemerintah, perusahaan, atau perorangan. Bentuk utang dapat
berupa uang yang diperoleh dari bank swasta, pemerinta negara lain, atau lembaga keuangan
internasional seperti IMF
dan Bank Dunia,
Utang luar negeri
Indonesia meningkat sejak terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997 salah satunya dikarenakan stok
hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek, telah
menciptakan kondisi bagi “ketidakstabilan”. Utang luar negeri Indonesia memanng
lebih didominasi oleh pihak swasta.
Utang luar negeri
pemerintah memakan porsi anggaran negara (APBN) yang terbesar dalam
satu dekade terakhir. Jumlah pembayaran pokok dan bunga utang hampir dua kali
lipat anggaran pembangunan, dan memakan lebih dari separuh penerimaan pajak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar